Jumat, 24 Februari 2012

Sebuah Catatan Sejarah

                       Sejarah Berdirinya
Pada mulanya kurang lebih tahun 1965 didirikan sebuah langgar atau Musholla, selain sebagai tempat beribadah, juga sebagai tempat pengajian baik orang tua maupun remaja dan anak-anak.
Keadaan yang demikian ini berlangsung terus. Hingga pada tahun 1965 di tempat tersebut kedatangan 3 santri (pemuda) dari banten, Banyuwangi dan dari Bangsri mengatakan ingin ”nyantri ” (menjadi santri) di tempat tersebut, tatapi saat itu belum ada pondok pesantren karena kyainya juga masih mencari ilmu (atau mondok) di Lasem Rembang, sementara itu ketiga santri belajar kepada beberapa ustadz di daerah tersebut.
Pada tahun 1970 oleh KH. Fauzi Noor didirikan pondok pesantren dengan tiga kamar dan jumlah santri bertambah menjadi 18 orang, inipun kyainya masih mondok dan belum ada penambahan  lokasi dan baru tahun 1972 kyai menetap, hal ini diikuti oleh teman-teman KH. Fauzi Noor saat mondok di Lasem terlebih pada waktu beliau mengajarkan kitab Shahih Bukhari. Di antara sekian banyak teman (santri) yang ikut boyongan bersama beliau adalah:
1.      Syauqi dari Jember Jawa Timur
2.      Fauzi dari Purbalingga Jawa Tengah
3.      Shohib dari Jember Jawa Timur
4.      Umar dari Jember Jawa Timur
5.      Jalal dari Jember Jawa Timur
6.      Imamuddin dari Banten Jawa Barat
7.      Khoromain dari Ciamis Jawa Barat
8.      Kafrawi dari Ciasem Jawa Barat
9.      Muhari dari Ciasem Jawa Barat
10.  Khasib dari Pandegelang Jawa Barat
11.  Marhani dari Pandegelang Jawa Barat
12.  Aminuddin dari Pekalongan Jawa Tengah
13.  Basir dari Jungpasir Wedung Demak Jawa Tengah
14.  Misdar dari Jungpasir Wedung Demak Jawa Tengah
15.  K. Tarmudzi dari Jung Pasir Wedung Demak Jawa Tengah
16.  K. Shalihin dari Jungpasir Wedung Demak Jawa Tengah
17.  K. Khaliq dari Jungpasir Wedung Demak Jawa Tengah
18.  Khalidan dari Jungpasir Wedung Demak Jawa Tengah
19.  Dan lain sebagainya .Sehingga santri pada waktu itu mencapai sekitar 30 santri.[1]
Pada tahun 1977 santri bertambah menjadi 40 orang sehingga oleh pendirinya pondok dipugar dijadikan dua lantai dengan jumlah kamar ada 4 dan juga di tahun 1979 ditambah lagi pembangunan kantor pondok pesantren yang berada ditepi jalan raya. Untuk memenuhi kebutuhan dan ketenangan dalam belajar, pada tahun 1982 diusahakan adanya penerangan listrik walau hanya memakai diesel, di mana selain untuk keperluan penerangan pondok sendiri juga untuk masyarakat di sekitar pondok pesantren. Keadaan ini berlangsung sampai tahun 1996 setelah ada penerangan listrik PLN.
Dengan adanya perkembangan jumlah santri dan untuk memenuhi kebutuhan akan sarana prasarana pendidikan pada tahun 1992 dibangun gedung dengan bangunan 1 aula dan 5 kamar. Dan kemudian pada tahun 1995 gedung tersebut dilanjutkan pembangunannya menjadi dua lantai dengan tiga gedung madrasah dan satu kamar, dan sejak saat itu untuk yang pertama kalinya pondok pesantren al-Ittihad menerima santri putri.
Dan kemudian pada tahun 1999, pondok pesantren Al-Ittihad dirundung duka, karena pendiri dan pengasuh pondok pesantren Al-Ittihad K.H. Fauzi Noor meniggal dunia, tepatnya pada tanggal 19 Januari 1999 bertepatan dengan tanggal 1 Syawal 1419 H. Oleh karena itu kepemimpinan pondok pesantren diteruskan oleh putranya Agus Mansur, S.T. dan dibantu menantunya K. Abdul Rohim. dan karena Agus Mansur, S.T. melanjutkan kuliah ke Australia dan untuk keperluan pengajaran pondok pesantren Al-Ittihad, beberapa kyai dan tokoh masyarakat yang sewaktu dulu menjadi santri dan teman dari K.H Fauzi Noor menyatakan kesediaanya ikut serta membesarkan pondok pesantren Al-Ittihad, di antaranya adalah K.Turmudzi, K. Sholikhin, K. Khaliq, KH. Abdullah Khadziq dan lain sebagainya.
Pada perkembangan berikutnya pondok pesantren Al-Ittihad pada tahun 2000 membangun sebuah gedung lagi berlantai dua, yang terdiri lantai pertama terdiri atas aula dan tempat wudhu, serta kamar mandi lantai dan terdiri atas 3 kamar untuk keperluan asrama putra.
Adapun tujuan berdirinya pondok pesantren Al-Ittihad Jungpasir Wedung Demak adalah antara lain :
1.    Untuk dijadikan sebagai tempat dan pusat menyebarkan dan mensiarkan Agama Islam (Islamic Center).
2.   Sebagai tempat pemberdayaan umat Islam yakni untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) masyarakat muslim.
3.     Untuk dijadikan sebagai pusat pengkajian Agama Islam. Terlebih pengkajian kitab-kitab klasik Islam yang merupakan sumber rujukan keilmuan Agama Islam.
4.      Sebagai benteng pertahanan moral dari pengaruh negatif perkembangan zaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar